Kamis, 01 September 2016

Back To Campus


Maaf ya kaya nggak ada judul lain aja.

Yay liburan telah usai. Rasanya baru kemarin bangun pagi tanpa mikir hari ini kuliah apa, dan mendengar suara ibu penjual gorengan keliling, lalu nyemil galono. Kangen Lebakherang.
Terlepas dari KKN yang antah berantah, bagus juga sih, KKN membuat paska liburan dan  kembali ke kampus menjadi  realita yang menampar. Banyak hal yang ingin dilakukan, diperbaiki, dan tidak diteruskan. Rasanya habis KKN dibangunkan : wakeup and make money! Engga ding, make an undergraduate thesis!

Ada beberapa hal yang ingin dilakukan setelah KKN ini.
Enggak banyak-banyak sih yang akan dibocorin, tsah, gara-gara saya nonton TEDTalk ini. Tetapi beberapa hal di antaranya adalah memperbanyak bertemu orang, whether new/old people. Memperbanyak baca, baik fiksi maupun non fiksi. Meskipun karena sedang mengerjakan skripsi kemungkinan akan sering baca non fiksi alias textbook. Bacaan fiksi sudah sangat ketinggalan (dibandingkan teman-teman yang ambil konsentrasi sastra tentu saja), keasikan dengan textbook linguistik, biografi, dan buku pengembangan diri. Saya sudah punya list buku-buku yang harus saya baca semester ini.Sambil mengerjakan skripsi.

Selain itu saya juga meniatkan bertemu dan ngobrol dengan lebih banyak orang. Beberapa orang baru mungkin, entah bagaimana caranya, mungkin dengan ikut kegiatan baru, atau kembali bertemu dengan teman lama. Salah satu yang terealisasi kemarin adalah ketemu Taru, teman magang saya semasa SMA bareng Lia. Selama tiga tahun ini kami lost contact, dan nggak pernah menyempatkan diri untuk ketemu kecuali pernah ketemu saat kebetulan. Padahal sama Lia saya sering meetup. Lalu bertemulah kami, sekalian saya mampir ke salah satu kelasnya (oh ya, semester ini rencanya saya mau tur keliling sit in), terus ngobrolin berbagai hal, banyak hal yang terlewat! "Yampun Tar, jadi selama ini kamu keliling-keliling naik kapal? cielah" dan obrolan lain terutama kegalauan tipikal mahasiswa semester banyak “habis ini mau ngapain?” Ujung-ujung kami banyak berdebat lantaran kepala yang dididik di lingkungan humaniora dan teknik ini agak beda rupanya. Tapi justru itu yang saya cari, sudut pandang yang berbeda. Akhir kata, brainstroming memberikan banyak insight baru di kepala saya.

Saya belum menemukan epilog yang baik untuk tulisan ini. Tapi semoga semester ini dilancarkan

Semangat!


Anisah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar