Selasa, 01 November 2016

#SekolahTjokro Pertemuan 4 : Ideologi

ide·o·lo·gi /idéologi/ n 1 kumpulan konsep bersistem yg dijadikan asas pendapat (kejadian) yg memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup: dl pertemuan itu penatar menjelaskan dasar -- negara; 2 cara berpikir seseorang atau suatu golongan: hal itu menjadi makanan empuk bagi -- asing yg ingin menginfiltrasi kita; 3 paham, teori, dan tujuan yg merupakan satu program sosial politik: -- komunis menjadi pegangan bagi negara-negara yg selama ini disebut Blok Timur;
-- politik 1 sistem kepercayaan yg menerangkan dan membenarkan suatu tataan politik yg ada atau yg dicita-citakan dan memberikan strategi berupa prosedur, rancangan, instruksi, serta program untuk mencapainya; 2 himpunan nilai, ide, norma, kepercayaan, dan keyakinan yg dimiliki seseorang atau sekelompok orang yg menjadi dasar dl menentukan sikap thd kejadian dan problem politik yg dihadapinya dan yg menentukan tingkah laku politik;
ber·i·de·o·lo·gi v mempunyai (menganut) ideologi: bangsa Indonesia ~ Pancasila

Dari definisinya dapat disimpulkan ideologi merupakan penentu arah. Seperangkat nilai keyakinan yang menjelaskan realitas, memberi orientasi berpikir dan bersikap. Dengan mempunyai ideologi yang jelas maka akan mendorong konsistensi bersikap. Pak Abdul Gaffar Karim, dosen Fisipol UGM menjelaskan Sabtu lalu di pertemuan Sekolah Tjokro ke 4 mengenai ideologi. Kurang lebih ada 7 ideologi populer yang dijelaskan : 


Sumbu kiri ke kanan menunjukan bagaimana ideologi menanggapi pasar dan negara. Kiri lebih condong pasa perubahan yang radikal, besar, pro rakyat, revolusioner, dan mementingkan peran negara. Sedangkan sumbu kanan lebih condong pada keberlanjutan, ketenangan sosial, kemapanan, aksi permanen dan stabil, serta peran pasar yg dominan
Sedangkan sumbu atas ke bawah menunjukan bagaimana ideologi condong ke kolektif (komunal) atau individu. 

1. Liberalisme : letaknya di bawah menunjukan ideologi ini lebih condong pada individu dibandingkan kolektif. Namun tidak ekstrem, melainkan di tengah-tengah saja. Hal ini dikarenakan kegiatan individual (termasuk pers & media) dibebaskan namun masih terikat pada hukum pemerintah yang didasarkan pada reason. Jadi, bebas sih bebas tapi kalau memang melanggar hak orang lain siap-siap berhadapan dengan hukum. Misal saya bisa manggil polisi kalau tetangga saya berisik di tengah malam, reason-nya kuat, saat orang lain kebanyakan istirahat, harusnya si tetangga menghormati hak orang lain, kenapa tidak pakai headset kalau mau dengarkan musik keras?
Liberalisme juga mendukung kebebasan pasar (sumbu kanan), kebebasan pengelolaan sektor produksi dan distribusi pada individu sehingga berujung pada yang ber-uang lah yang bisa menang. Pemerintah tida bole ikut campur terlalu banyak terhadap pasar. Persaingan yang diutamakan paham ini. 

2. Sosialisme : paham ini mengutamakan kolektivisme yang kuat, sekaligus pemerintah yang kuat untuk mengontrol aset produksi dan distribusi. Karena komunal yang utama, maka dibutuhkan sosok leader yang kuat untuk panutan masyarakat. Slogan/doktrin juga disebar di mana-mana untuk terus mengingatkan ideologi/sosok pemimpin. 

3. Komunisme : versi ekstrem dari sosialisme. Pemerintah kuat yang mengantur sentralisme masyarakat tanpa kelas. Lebih ditekankan bagaimana masyarakat tanpa kelas. Sifatnya lebih radikal dan komunal dibandingkan sosialisme.

4. Anarkisme : menurut informasi dari Pak Gaffar, ideologi ini adalah ideologi paling utopis yang pernah diciptakan manusia. Anarkisme menolak semua otoritas, dan tujuan akhirnya mementingkan otonomi individu. Anarkisme menolak segala bentuk aturan baik pemerintah, pasar maupun agama. Ngomong-ngomong anarkisme adalah nama paham yang menolak segala bentuk aturan, sedangkan anarkis adalah orang yang menganut paham anarkisme. Jadi kalo ada berita demo bla bla bla berujung anarkis itu mungkin editornya nggak buka KBBI dulu :))) 

5. Sosialis Demokratis : agak individual, namun lebih pro rakyat dibandingkan pasar. Negara lebih mengatur daripada pasar. Ideologi ini mencoba untuk membatasi gap orang kaya dan miskin dengan menerapkan pajak progressif. Semakin kaya sesorang, semakin tinggi pajaknya. Pajak dari si kaya itu digunakan untuk menghidupi si miskin dan kepentingan bersama. Pajak digunakan untuk sekolah dan fasilitas umum yang layak dan setara. Bahkan pengangguran dihidupi dari pajak. Namun itu membuat masalah karena pengangguran meningkat akibat subsidi silang ini, dan orang yang bekerja keras merasa : yah ngapain kerja capek2, walau tambah duit nanti ditebas juga sama pajak. Intinya ideologi ini nyaman di atas kertas, tapi praktiknya banyak masalah terutama saat angkatan produktif lebih sedikit daripada angkatan non produktif.

6. Konservatisme : Ideologi yang bersumber dari pandangan Burke. Intinya tidak usah mengubah yang sudah baik dan mempertahankan tradisi. Posisinya serba nggak kiri atau kanan, tidak bebas atau radikal, dan lebih komunal dibanding individual. 

7. New Right : New right posisinya di kanan dan lebih kepada kolektif. Merupakan  kombinasi kolektivisme dan mekanisme pasar.  Masyarakat didorong untuk berpartisipasi aktif namun peran negara dikurangi dan menyerahkannya pada pasar. dalam kenapa di kanan atas dari spektrum kemarin. peran negara dikurangi untuk menunjang investasi dan menyerahkannya pada mekanisme pasar. Pemerintah tidak terpusat dan  masyarakat berperan untuk mengembangkan iklim investasi. Dari sumber yang saya baca new right lebih banyak contohnya di bidang ekonomi. Kurang melihat bagaimana tanggapan ideologi ini di aspek sosial. Namun sepertinya mirip liberal (di kanan) kebebasan hak sipil dijamin namun (mungkin) tidak sepenuhnya hak  individu dijunjung. 

Lalu Indonesia yang mana nih? 
Berdasarkan hasil diskusi kemarin, ideologi Indonesia tampaknya campuran. Secara ekonomi bisa dibilang liberal yang malu-malu dibandingkan sosialis. Tidak seperti beberapa negara yang ideologi secara langsung mempengaruhi kebijakan dan langkah-langkah, bahkan di US partai demokrat dan republik sudah seperti agama (coba tonton serial Newsroom), yang jelas kemungkinan besarkan mengambil langkah yang berbeda dalam menanggapi suatu peristiwa. Jangankan membuat kebijakan, diteliti dari sudut linguistik, cuitan orang orang yang merepresentasikan kedua partai di US tsb menunjukan corak yang berbeda. Menurut Pak Gaffar, di Australia, jika orang ingin fasilitas publik baik, sekolah baik, dan tidak masalah dengan pajak tinggi, maka ia akan memilih partai buruh. Sedangkan jika orang ingin ekonomi berputar, pasar berkembang, dan punya lebih banyak uang di sakunya masing-masing maka akan pilih partai liberal.
Di Indonesia masih belum jelas, apabila saya memilih partai A,  partai itu nanti akan membuat kebijakan seperti apa? Bahkan akan pro dengan pihak mana? Maka tak heran kebanyakan kita melihat janji -janji calon sebelum pemilu, atau figur calon dari partai tsb, bukan memahami ideologinya karena seringkali tidak mempengaruhi kebijakan.

2 komentar:

  1. Postingan yang lumayan serius inih. Tapi sangat membuka wawasanku tentang ideologi heheu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yehehe ini juga baru buat aku mba~ makasih sudah mampir mba nisrina

      Hapus